INTISARI Pengujian parameter standarisasi merupakan proses menjamin bahwa produk akhir obat (obat, ekstrak, atau produk herbal) mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan dan ditetapkan dahulu. Apabila tidak dilakukan standarisasi terhadap simplisia maupun ekstrak, masyarakat menggunakan bahan obat sesuai pengalaman empiris tanpa memperhatikan mutu dan keamanannya. Standarisasi bertujuan agar diperoleh bentuk bahan baku atau produk kefarmasian yang bermutu, aman, serta bermanfaat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai mutu parameter spesifik dan non spesifik ekstrak etanol biji cantel. Simplisia biji cantel diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70%, kemudian diuji parameter standarisasi yang meliputi parameter spesifik dan non spesifik. Parameter spesifik yaitu organoleptis, kadar senyawa larut air dan kadar senyawa larut etanol, sedangkan parameter non spesifik yang diuji yaitu kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, dan kandungan kimia ekstrak. Hasil pengamatan organoleptis menunjukkan ekstrak berbentuk cair, berwarna kuning kecoklatan, rasa pahit dan berbau khas; kadar sari larut air 3,12 0,88%; kadar sari larut etanol 1,74 0,06%. Ekstrak biji cantel memiliki kadar air 88,6 0,15%; kadar abu 0,95 0,005%; kadar abu tidak larut asam 0,06 0,02%; hasil uji kandungan kimia ekstrak menunjukkan bahwa ekstrak biji cantel mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, steroid dan terpenoid, Ekstrak etanol biji cantel yang diteliti belum sepenuhnya sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia.Kata kunci :Cantel (Sorghum bicolor (L) Moench), ekstrak etanol, pengujian parameter spesifik dan non spesifik.
Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat
Lengkuas merah (Alpinia purpurata) merupakan tanaman yang termasuk dalam family Zingiberaceae. Rimpang lengkuas merah secara tradisional digunakan untuk mengobati penyakit panu dan kurap. Rimpang lengkuas merah mengandung metabolit sekunder minyak atsiri, eugnol, seskuiterpen, pinen, kaemferida, galangan dan galangol yang berkhasiat sebagai antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak etanol rimpang lengkuas merah terhadap Malasezia furfur dan Microsporum canis menggunakan metode difusi agar. Ekstrak lengkuas merah dibuat dengan variasi konsentrasi 2%, 5%, dan 10%. Hasil penelitian didapatkan aktivitas antijamur ekstrak etanol lengkuas merah dalam bentuk diamater hambat rata-rata pada konsentrasi 2%, 5%, dan 10% terhadap Malasezia furfur adalah 16,77 mm, 17,91 mm, dan 19,72 mm. Diamater hambat rata-rata terhadap Microsporum canis adalah 10,58 mm, 13,57 mm, dan 14,51 mm. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol lengkuas merah memiliki aktivitas antijamur terhadap Malasezia furfur dan Microsporum canis.
Usaha untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dapat dilakukan menggunakan ekstrak tanaman. Salah satu tanaman yang memiliki kandungan flavanoid untuk menghambat bakteri patogen adalah buah rotan.Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri pada ekstrak etanol buah rotan (Daemonorops sp) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, sehingga berpotensi sebagai antibakteri. Ekstrak etanol buah rotan yang didapatkan dari hasil maserasi, dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Metode yang digunakan pada penelitian ini ada metode difusi agar (sumuran). Pengujian aktivitas daya hambat bakteri akan dilakukan dengan tiga kali pengulangan, dan hasil zona hambat bakteri yang di dapatkan akan di ukur menggunakan jangka sorong, dengan mengukur tiga sisinya: yaitu pada bagian horizontal, vertikal, dan miring. Hasil dari tiga pengukuran tersebut dihitung rata-rata diameternya. Hasil dari pengujian aktivitas antibakteri pada ekstrak etanol buah rotan terhadap bakteri Staphylococcusaureus dan Escherichia coli, didapatkan hasil bahwa zona hambat pada pengujian bakteri Staphylococcus aureus didapatkan rata-rata diameter sebesar, P1= 15 mm, P2= 14 mm, dan P3= 15 mm. Sedangkan zona hambat pada pengujian bakteri Escherichia coli didapatkan rata-rata diameter sebesar P1= 8 mm, P2= 8 mm, dan P3= 10 mm. Ekstrak etanol buah rotan (Daemonorops sp) memiliki rentang zona hambat yang sedang pada bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan pada bakteri Eschericia coli memiliki rentang zona hambat yang rendah pada pengujian aktivitas antibakterinya.
Indonesia adalah negara yang kaya akan tanaman obat. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan obat adalah pala (Myristica fragrans Houtt.). Namun, kandungan miristisin dan safrol pada biji pala memberikan efek yang tidak diharapkan bagi tubuh sehingga harus dipisahkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemisahan miristisin dan safrol dapat dilakukan dengan metode kromatografi kolom sehingga diperoleh ekstrak biji pala yang bebas miristisin dan safrol. Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak biji pala bebas miristisin dan safrol (PBMS) memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemik dan antidislipidemik. Penelitian ini bertujuan membuat formula sediaan tablet dari ekstrak PBMS yang memenuhi persyaratan dan memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemik dan antidislipidemik. Metode penelitian eksperimental meliputi ekstraksi, pemisahan miristisin dan safrol, formulasi sediaan tablet dengan perbedaan variasi konsentrasi PVP yaitu 2%, 3%, 4%, dan 5%, evaluasi sediaan tablet, dan pengujian aktivitas sediaan tablet. Hasil penelitian menujukkan bahwa sediaan tablet yang dibuat memenuhi persyaratan kualitas tablet. Berdasarkan data hasil kromatografi lapis tipis (KLT), zat berkhasiat dari ekstrak PBMS masih terdapat dalam sediaan tablet setelah melalui tahapan formulasi. Berdasarkan pertimbangan klinis untuk terapi diabetes melitus maka diperlukan tablet yang dapat segera hancur agar dapat segera memberikan aktivitas. Tablet yang memiliki waktu hancur tercepat adalah tablet formula 1 (F1) dengan waktu hancur 6,71 menit.
2ff7e9595c
Comments